Latest Updates

DAMPAK DAN PENANGANAN SETELAH SECTIO CAESAREA

 A. Dampak dari Sectio Caesarea

    Persalinan secara sectio caesarea memberikan dampak bagi ibu dan bayi, nyeri yang hilang timbul akibat pembedahan pada dinding abdomen dan dinding rahim yang tidak hilang hanya dalam satu hari itu memberi dampak seperti mobilisasi terbatas, bounding attachment (ikatan kasih sayang) terganggu/tidak
terpenuhi, Activity of Daily Living (ADL) terganggu pada ibu dan akibatnya nutrisi bayi berkurang sebab tertundanya pemberian ASI sejak awal, selain itu juga mempengaruhi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) yang akan mempengaruhi daya tahan tubuh bayi yang dilahirkan secara
Sectio Caesarea (Afifah, 2009).
    Pada penelitian yang dilakukan oleh Orun (2010) mengenai IMD pada ibu post
sectio caesarea didapatkan hasil bahwa hanya terdapat 2.8% yang melakukan IMD pada 30 menit pertama setelah
persalinan, dan 18.9% satu jam setelah persalinan. Dalam tiga jam pertama, frekuensi menyusui pada ibu melahirkan bayi secara normal lebih tinggi dari pada ibu dengan persalinan
sectio caesarea. Hal ini membuktikan bahwa IMD tidak dapat dilakukan secara maksimal pada ibu post sectio caesarea.

 

B. Penanganan

    Menurut Blacks dan Hawks (2014) penatalaksanaan nyeri secara non farmakologi dapat dilakukan dengan cara terapi fisik (meliputi stimulasi kulit, pijatan, kompres hangat dan dingin, TENS, akupunktur dan akupresur) serta kognitif dan biobehavioral terapi (meliputi latihan nafas dalam, relaksasi progresif, rhytmic breathing, terapi musik, bimbingan imaginasi, biofeedback, distraksi, sentuhan terapeutik, meditasi, hipnosis, humor dan magnet).

    
(a) Stimulasi dan masase kutaneus
    Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik menstimulasi reseptor tidak nyeri pada bagian yang sama seperti reseptor nyeri tetapi dapat mempunyai dampak melalui sistem kontrol desenden. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena menyebabkan relaksasi otot.

 (b) Terapi es dan panas
    Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Penggunaan panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan. Baik terapi es maupun terapi panas harus digunakan dengan hatihati dan dipantau dengan cermat untuk menghindari cedera kulit.
 

(c) Transcutaneus electric nerve stimulation (TENS)
    Trancutaneus electric nerve stimulation (TENS) menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri. TENS dapat digunakan baik untuk nyeri akut maupun nyeri kronis
 

(d) Distraksi
    Distraksi yang mencakup memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain pada nyeri dapat menjadi strategi yang berhasil dan mungkin merupakan mekanisme yang bertanggung jawab terhadap teknik kognitif efektif lainnya. Seseorang yang kurang menyadari adanya nyeri atau
memberikan sedikit perhatian pada nyeri akan sedikit terganggu oleh nyeri dan lebih toleransi terhadap nyeri. Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke Otak.
 

(e) Teknik relaksasi
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri. Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stress sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Terdapat empat macam tipe relaksasi yaitu. Relaksasi otot (Progresive Muscle Relaxation), Pernafasan (Diaphragmatic Breathing), Meditasi dan relaksasi perilaku. (Miltenberg, 2012).
    Relaksasi pernafasan merupakan suatu metode nonfarmakologi yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri luka, bekas operasi dan nyeri persalinan, Metode relaksasi pernapasan ini juga mengurangi respon melawan atau menghindar seperti gemetar. Saat kondisi stress, cemas, dan masalah psikologis lainnya biasanya akan ada peningkatan frekuensi pernafasan. Hal ini akibat dari saraf simpatis yang berlebihan atau sering disebut dengan respon melawan atau lari (Simpkin, 2005).


 

 

 

Referensi :

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjttaCY6LHuAhWEb30KHd-ZDAYQFjACegQIAhAC&url=http%3A%2F%2Feprints.poltekkesjogja.ac.id%2F3594%2F4%2FChapter2.doc.pdf&usg=AOvVaw3ipK175k2Z5ZxYbd3wMqYI

0 Response to "DAMPAK DAN PENANGANAN SETELAH SECTIO CAESAREA "

Posting Komentar

SECTIO CAESAREA

CARA PENECEGAHAN TB PARU

      TBC atau tuberkulosis adalah penyakit sistem pernapasan  yang disebabkan oleh infeksi bakteri . Indonesia menempati peringkat kedua se...

Recent Post

Live Traffic Pengunjung